Hemostasis : Proses Panjang demi Penyelamatan Luka, Mencapai Homeostasis

Teman-teman pernahkan terjatuh yang menyebabkan luka dengan darah yang mengucur disekitar luka tersebut. Tetapi beberapa saat, darah pada luka tersebut pun menjadi sedikit, kemudian menjadi tidak ada sama sekali. Nah peristiwa luka tersebut dinamakan hemostasis. Secara bahasa, hemostasis berasal dari kata "hemo" yang artinya darah dan "stasis" yang artinya keseimbangan. Menurut istilahnya sendiri, hemostasis adalah suatu proses dimana ditujukan untuk mencegah darah yang hilang pada tubuh. 

Hemostasis dapat terjadi melalui empat tahap yaitu spasme pembuluh darah, pembentukan sumbat trombosit, pembekuan darah, dan pertumbuhan jaringan ikat.
hemostasis

Spasme pembuluh darah
Saat tubuh menerima impuls (rangsangan) dari pembuluh yang rusak maka dinding pembuluh yang rusak tersebut akan mengalami kontraksi  sehingga aliran darah yang terdapat pada pembuluh darah tersebut menjadi berkurang.

Kontraksi pada dinding pembuluh darah terjadi karena kerusakan pada dinding pembuluh darah yang merupakan akibat spasme (kejang) miogenik pada sekitar daerah yang rusak dan refleks saraf yang menimbulkan transmisi potensial aksi sepanjang beberapa sentimeter pada pembuluh darah.

Adapun contohnya adalah orang yang tungkainya cedera karena benturan kadang-kadang mengalami spasme yang hebat pada pembuluh darah yang besar sehingga tidak terjadi kehilangan darah yang sangat banyak dan mematikan. 

Pembentukan sumbat trombosit
Jika celah luka yang terbentuk pada jaringan itu sangat kecil, maka tubuh akan melakukan sumat trombosit untuk menutupi celah luka tersebut.

Trombosit bersinggungan pada permukaan pembuluh yang rusak sehingga trombosit akan segera berubah sifat-sifatnya secara drastis. Trombosit yang menutup tersebut akan membengkak sehingga bentuknya menjadi irreguler, membentuk tonjolan-tonjolan yang mencuat dari permukaan. Trombosit menjadi lengket  dan membengkak pada serabut kolagen pembuluh darah.

Trombosit mensekresikan sejumlah besar ADP (Adenosisn Difosfat) lalu membentuk tromboksan A beserta enzim-enzimnya. Sehingga ADP + Tromboksan A akan mengaktifkan trombosit-trombosit yang berdekatan lalu bertumpuk membentuk sumbat trombosit yang longgar sehingga berhasil menghalangi luka di pembuluh darah yang celah lukanya sangat kcil sekali.

Pembekuan darah
Ada lebih dari 50 macam zat yang mempengaruhi pembekuan darah yang terbagi atas prokoagulan (zat yang mempermudah terjadinya pembekuan darah) dan antikoagulan (zat yang menghambat terjadinya pembekuan darah). Di saat normal dimana tidak terjadinya luka pada jaringan, antikoagulan dominan dibandingkan prokoagulan. Tetapi, pada saat jaringan atau pembuluh darah yang rusak, prokoagulan lebih dominan dibandingkan dengan antikoagulannya. adapun mekanismenya secara umum, yaitu: 
  • Timbulnya suatu zat atau kompleks zat-zat berupa aktivator protrombin sebagai reaksi zat terhadap pecahnya pembuluh darah atau kerusakan darah itu sendiri. Adapun pembentukannya pada umumnya ada 2 jalur utama, yaitu jalur ekstrinsik dan jalur intrinsik.
    proses pembentukan aktivator trombin
    • Jalur Ekstrinsik
      • Berkontaknya darah dengan dinding pembuluh darah yang rusak atau dengan jaringan di luar pembuluh darah.
      • Pelepasan tromboplastin jaringan atau jaringan yang luka yang melepaskan beberapa faktor termasuk yang paling utama fosfolipid dan yang paling sedikit adalah 1 glikoprotein.
      • Jaringan glikoprotein ditambahkan dengan faktor VII dan bersamaan hadirnya fosfolipid jaringan yang berupa ion kalsium maka akan membentuk faktor X, sehingga faktor X akan mengalami teraktivasi.
      • Faktor X yang teraktivasi akan berikatan dengan fosofolipid jaringan yang berupa ion kalsium dan  faktor V akan membentuk aktivator protrombin.
    • Jalur Intrinsik
      • Trauma yang di dalamnya terdapat faktor XII dan trombosit, masing-masingnya akan diubah. Faktor XII akan berikatan dengan enzim proteolitik akan membentuk faktor XII akan teraktivasi, sedangkan trombosit akan melepaskan fosfolipid trombosit.
      • Faktor XII yang teraktivasi akan berikatan dengan faktor XI dan membentuk faktor XI teraktivasi.
      • Faktor XI yang teraktivasi akan berikatan dengan faktor IX dan membentuk faktor IX teraktivasi.
      • Faktor IX akan berikatan dengan faktor VIII dan fosfolipid trombosit membentuk faktor X yang teraktivasi.
      • Faktor X akan berikatan dengan faktor V dengan fosfolipid trombosit, maka membentuk aktivator protrombin.
  • Perubahan protrombin menjadi trombin
    • Aktivator protrombin akan menyebabkan perubahan protrombin menjadi trombin. 
    • Menyebabkan polimerasi molekul-molekul fibrinogen menjadi benang-benang fibrin dalam 10-15 detik berikutnya. 
    • Protrombin merupakan protein plasma, suatu α2-globulin yang tidak stabil dan mudah dapat pecah menjadi senyawa kecil yang di antaranya adalah trombin. Dibentuk terus menerus oleh hati dan terus menerus dipakai oleh tubuh dalam proses pembekuan darah. 
    • Kecepatan pembentukan trombin dari protrombin hampir berbanding lurus dengan jumlah aktivator protrombin yang tersedia.
  • Perubahan fibrin menjadi fibrinogen
    • Fibrinogen merupakan protein bermolekul tinggi yang dibentuk di dalam hati dan sangat sedikit di cairan interstisial bila dalam keadaan normal.
    • Trombin menjadi enzim protein yang memiliki proteolitik, bekerja terhadap fbrinogen dengan cara melepaskan empat peptida yang berberat molekul kecil dari setiap molekul fibrinogen, sehingga membentuk molekul fibrin monomer yang kemudian fibrin monomer berpolimerasi menjadi benang fibrin yang panjang sehingga terbentuklah retikulum dari bekuan.
    • Molekul-molekul fibrin monomer saling berikatan melalui ikatan nonkovalen yang lemah dan tidak saling terikat satu sama lainnya, sehingga bekuan yang dihasilkan tidaklah kuat dan susah dicerai-beraikan.
    • Terjadi proses yang melibatkan faktor pemantap fibrin yang dilepaskan oleh trombosit-trombosit yang terperangkap dalam bekuan yang dihubungkan melalui ikatan kovalen dan menimbulkan jembatan-jembatan silang multiple di antara benang-benang fibrin yang berdekatan dan menambah kekuatan jaringan fibrin secara 3D
Pertumbuhan jaringan ikat
Terjadi dua proses dalam pembentukan jaringan ikat untuk membeku darah, yaitu :
  1. Bekuan darah dapat diinvasi oleh fibrolas yang kemudian membentuk jaringan ikat ada seluruh bekuan tersebut, atau
  2. bekuan tersebut dihancurkan tanpa membentuk jaringan ikat terlebih dahulu.
Bekuan yang terbentuk pada pembuluh darah akan diinvasi fibrolas yang beberapa jam kemudian terjadi organisasi total menjadi jaringan ikat dalam waktu kira-kira tujuh sampai sepuluh hari.


Sumber : Guyton. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. 11th Edition

Comments

Popular Posts