Darah : Si Aliran Kecil nan Mahapenting bagi Tubuh

Darah merupakan suatu tipe jaringan penghubung yang ditutup oleh sebuah cairan ekstraseluler. Darah bersangat dibutuhkan dalam setiap tubuh manusia. Yah, tidak bisa dipungkiri bahwa darah memiliki peran yang sangat penting dan banyak di dalam tubuh ini, seperti:
  1. Mencampurkan pecahan-pecahan sel 
  2. Menghancurkan biochemical yang digunakan di dalam tranportasi nutrisi, oksigen, zat sisa, dan hormon
  3. Membantu mempertahankan stabilitas cairan interstisial
  4. Mendistribusikan panas
Perbandingan sel-sel darah di dalam darah

Darah memiliki viskositas 3/4 kali lebih banyak dibandingkan dengan air dan selnya sebagian besar dibentuk di sumsum tulang merah. Adapun macam-macam dari darah tersebut, yaitu :

Eritrosit
Eritrosit (bertahan selama 120 hari) berfungsi dalam mengangkut gas yang akan dibawa di dalam sirkulasi sistemik dan sirkulasi pulmonal. 45% volume darah pada manusia adalah eritrosit. Bentuk dari eritrosit sendiri adalah cakram bikonkaf yang merupakan adaptasi dalam pengangkutan gas dan guna dari bentuk eritrosit yang bikonkaf juga untuk meletakkan membran sel menjadi lebih dekat ke oksigen yang dibawa di dalam sel. Selain itu eritrosit juga elastis dan fleksibel dan bisa menekukkan eritrosit sehingga dapat melewati pembuluh darah yang kecil sekalipun.

Hemoglobin memberikan warna pada darah. Di saat hemoglobin mengikat oksigen, maka akan menghasilkan oksihemoglobin sehingga darah pun menjadi berwarna merah terang dan saat oksigen dilepaskan, akan menyebabkan deoksihemoglobin sehingga warna darah menjadi gelap.

Eritrosit dulunya memiliki nukleus di saat awal perkembangannya, tetapi seiring waktu, sel akan mengeluarkan nukleus pada perkembangannya dan menyediakan banyak ruang untuk hemoglobin.

Pembentukan eritrosit (erythropoiesis) awalnya terjadi di yolk sac, jantung dan limpa. Setelah lahir, eritrosit diproduksi oleh jaringan pembatas ruangan di tulang, dipenuhi dengan sumsum tulang merah.

Hormon erythropoietin mengkontrol persentase pembentukan eritrosit melalui negative feedback. Ginjal dan hati melepaskan erythropoietin dalam rangka memperpanjang kekurangan oksigen. Beberapa hari kemudian, banyak eritrosit yang baru dibentuk muncul di sirkulasi darah sehingga terjadi peningkatan produksi yang terus berlanjut hingga jumlah erythropoietin dalam sirkulasi cukup untuk mensuplai jaringan dengan oksigen. Proses kejadian peningkatan eritrosit yang sangat tinggi ini disebut dengan polycythemia yang akan meningkatkan pula viskositas darah dan melambatkan aliran darah serta mengurangi sirkulasi.

Platelet/Trombosit

Leukosit
Leukosit memiliki fungsi dalam imunitas yang akan melindungi tubuh dari serangan penyakit. Leukosit berkembang dari stem cell hematopoiesis yang ada di sumsum tulang merah sebagai respon dari hormon yang diberikan. Adapun hormon-hormon tersebut terbagi atas dua grup yaitu interleukins dan colony-stimulating factors (CSFs)

Ada 5 tipe leukosit yang ada di sistem sirkulasi darah yang berbeda ukurannya, sifat sitoplasmanya, bentuk nukleusnya dan 5 tipe leukosit ini dikelompokkan di dalam 2 macam kelompok berdasarkan ada atau tidaknya granula di dalam sitoplasma, yaitu granulosit (ada granula di dalam sitoplasma) dan agranulosit (tidak ada granula di dalam sitoplasma).

Sebuah granulosit memiliki ukuran 2 kali lebih besar dibandingkan dengan eritrosit. Granulosit memiliki masa hidup yang pendek yaitu selama 12 jam dan berkembang di dalam sumsum tulang merah. Adapun macam-macam granulositnya, yaitu :

  1. Neutrofil, memiliki 5 granula sitopasmik yang terlihat berwarna ungu terang di pewarnaan biasa. Nukleus dari netrofil tua itu berlobus dan terdiri atas 2 sampai 5 segmen/segs yang terkoneksi oleh strands kromatin yang tipis. Sedangkan netrofil bentuknya seperti pita karena nukleusnya berbentuk C. Netrofil terdapat pada 54-62% dari leukosit yang ada di dalam orang dewasa
  2. Eosinofil, berisikan granula sitoplasmik yang beraneka ragam ukuran dan kasar yang akan tampak berwarna merah gelap dalam pewarnaan asama. Nukleusnya biasanya hanya memiliki dua lobus/bilobed. Eusinofil sendiri terdapat sekitar 1-3% dari leukosit.
  3. Basofil memiliki bentuk yang sama dengan eosinofil dari segi ukuran dan bentuk nukleusnya, tetapi memiliki granula sitoplasmik yang bentuknya tidak teratur, sedikit dan tampak berwarna biru kehitaman apabila diberi pewarnaan basa.
Sedangkan untuk kelompok agranulosit terdiri atas :
  1. Monosit, merupakan sel darah terbesar karena memiliki diameter 2/3 lebih besar dibandingkan dengan diameter eritrosit. Monosit umumnya berasal dari sumsum tulang merah dengan bentuk nukleusnya yang beraneka ragam bentuk dan bundar atau bentuk ginjal atau oval atau berlobus. Terdapat sebanyak 3-9% dari leukosit yang ada di dalam darah. Hidup selama beberapa minggu bahkan beberapa bulan.
  2. Limfosit, biasanya sedikit lebih besar dibandingkan dengan eritrosit, memiliki sebuah nukleus yang besar dan bulat yang dikelilingi oleh sebuah sitoplasma yang tipis. Sel ini ada sebanyak 25-33% di dalam leukosit dan bisa hidup selama bertahun-tahun.
Leukosit berfungsi untuk menjaga dari perlawanan infeksi di berbagai arah dan beberapa macam leukosit memfagosit sel bakteri di dalam tubuh dan selebihnya memproduksi antibodi yang akan menghancurkan partikel-partikel asing yang masuk ke tubuh.

Leukosit dapat menekan sel-sel yang membentuk dinding pembuluh darah, proses ini disebut dengan diapedesis. Ketika di luar darah, leukosit pindah melewati ruang interstitial menggunakan dorongan diri yang disebut amoeboid motion.

Postingan Blog ini diambil dari Buku Hole's Essential Human Anatomy and Physiology Ed. 11 Karya David Shier, Jackie Butler, dan Ricki Lewis

Comments

Popular Posts